Kamis, 07 April 2011

Aktualisasi Pendidikan Humanistik

Aktualisasi Pendidikan Humanistik
Judul : Pendidikan Humanistik (Konsep, Teori dan Aplikasi dalam Dunia Pendidikan)
Penulis : Drs. H. Baharuddin, M.Pdi. dan Moh. Makin, S.Ag., Am.Pd.
Penerbit : Ar-Ruzz Media - Yogyakarta
Cetakan I : Mei 2007
Tebal : 260 halaman

Tahun 2008 ditenggarai menjadi catatan buram pendidikan Indonesia. Di tahun ini pendidikan dinilai gagal mencetak output yang berkualitas . Terbukti hasil UN SLTA tahun 2008 yang diumumkan pada 14 Juni 2008 menunjukkan kurva penurunan kelulusan dibanding tahun 2007. Hampir diseluruh wilayah Indonesia , baik Jawa, Sumatra, Kalimantan, maupun wilayah lainnya, persentase kelulusannya mengalami penurunan dibanding tahun kemarin. Termasuk Yogyakarta yang selama ini menjadi rambu-rambu pendidikan Indonesia, persentase kelulusan untuk UN SLTA juga mengalami penurunan , mengapa bisa terjadi seperti itu ? [...]


Dari persoalan kelulusan ini setidaknya kita bisa mengambil benang merah bahwa pendidikan memang masih gagal dalam memberikan kontribusi keilmuan kepada para siswa. Pendidikan yang telah dirancang berabad-abad lalu oleh para founding father bangsa Indonesia masih belum bisa menjadi embun penyejuk bagi generasi bangsa.

Pendidikan sebagaimana telah lalu , masihlah sekedar bayangan yang hanya ada didalam ide. Belumlah mampu sepenuhnya diaplikasikan secara maksimal kedalam ranah empiris. Meski telah berganti-ganti sistem, pendidikan belum menemukan pencerahan (enlightenment) secara sempurna. Disana sini masih terdapat banyak kekurangan.

Buku pendidikan Humanistik menawarkan konsep baru tentang pendidikan. Menurut penulis konsep itu, tepat untuk memperbaiki tatanan pendidikan Indonesia . Buku ini menawarkan konsep pendidikan humanis atau pendidikan kemanusiaan. Pendidikan dikembalikan kepada manusia. Sebagai subyak atau obyek pendidikan, manusia mempunyai potensi untuk selalu berkembang. Sejak lahir . manusia telah dikarunia akal serta jiwa sebagai lampu kehidupan yang akan menuntunnya sampai kapanpun.

Sejak lahir manusia telah menjadi mahluk pedagogik. Ia sudah mempunyai potensi dasar untuk dididik dan mendidik (hal:101) . Potensi dasar atau fitrah dalam konsep islam telah diberikan tuhan sebagai bentuk kasih sayang-Nya sekaligus menjadi pertanda bahwa manusia adalah mahluk yang paling sempurna dibanding mahluk lainnya. Fitrah ini juga sebagai pembeda antara manusia dan hewan.

Adapun bentuk dari fitrah tersebut adalah akal dan jiwa. Akal dan Jiwa adalah dua hal yang mempunyai potensi untuk dididik serta mendidik. Berawal dari manusia kecil. Ia dilahirkan dalam keadaan tidak mengetahui apapun. Perlahan-lahan, orang tuanyalah yang mendidik mualai dari cara bicara, berdiri, berkjalan, berlari, menyebut nama-nama benda, kemudian tumbuh menjadi manusia dewasa.

Setelah dewasa, manusia menjadi mahluk pendidik. Baik pendidik bagi dirinya , anak-anaknya maupun orang lain. Ia dengan potensi akal serta jiwanya mampu berpikir , berbuat, kebenaran, serta mengolah lingkungan. Posisinyapun menjadi khalifatullah yang ditugaskan sebagai pengelola alam raya. Semua itu tak lepas dari potensi dasar (fitrah) yang dimiliki manusia.

Kesimpulannya , pendidikan humansitik merupakan pendidikan untuk memanusiakan manusia sebagaimna gagasan Paulo Freire. Pendidikan yang meanusiakan manusia adalah proses membimbing , mengembangkan dan mengarahkan potensi dasar manusia baik jasmani, maupun rohani secara seimbang dengan menhormati nilai humanistik yang lain (hal 114). Pendidikan humanistik ini bertujuan untuk mengembangkan potensi dasar manusia secara maksimal. Dan hal itulah yang saat ini sangat dibutuhkan bangsa Indonesia.


EmoticonEmoticon