Jumat, 08 April 2011

Menjadi Mahasiswa Yang Unggul

Menjadi Mahasiswa Yang Unggul

Pertumbuhan Ilmu di dunia Barat berlangsung luar biasa cepatnya sehingga negar-negara yang sedang berkembang dan para sarjananya terpontang-panting ketinggalan. Pertumbuhan ilmu itu hanya dapat diikuti para mahasiswa kalau mereka memperoleh pendidikan diperguruan tinggi yang lengkap perpustakaannya, menerima pengajaran dari para dosen yang tinggi semangat ilmiahnya, sekaligus para mahasiswa sendiri melakukan studinya dengan sikap maju yang membara, kebiasaan akademik yang baik, dan keterampilan yang sudi yang tepat.

Tetapi, sayang sekali sikap maju, kebiasaan akademik, dan keterampilan studi yang demikian itu tidak banyak tampak pada mahasiswa Indonesia. Kebanyakan dari mereka melakukan studi secara santai saja; hanya tampak sibuk menjelang waktu ujian; sewaktu jam-jam kosong dari pelalajran umumnya duduk-duduk mengobrol diantara teman-teman, tak terlihat gairah untuk membaca buku sebanyak-banyaknya dan berusaha menguasai pengetahuan ilmiah seluas mungkin, termasuk keterampilan studi yan baik.

Tugas pertama dan utama dari setiap mahasiswa di perguruan tinggi ialah melakukan studi. Itupun harus dilakukannya dengan penuh semangat dan pada setiap kesempatan yang tersedia. Dengan demikian, barulah ia dapat meraih sukses di perguruan tinggi.

Menurut pengamatan Walker Pauk, Direkstur Pusat Studi dari Universitas Cornell di Amerika Serikat, mahasiswa yang sukses dinegara itu menunjukaj empat ciri menonjol berikut:

* Mahasiswa yang sukses memiliki sebuah tujuan pendidikan yang jelas (a clear educational goal)
* Mahasiswa yang sukses menyadari bahwa tahun-tahun diperguruan tinggi memberikan suatu kesempatan yang khas untuk pertumbuhan intelektual (a unique opportunity for intelectual development). Oleh karena itu, ia bersedia mengesampingkan kepentingan-kepentingan lainnya untuk memanfaatkan kesempatan itu.
* Mahasiswa yang sukses memiliki berbagai keterampilan study yang baik (good study skill)
* Mahasiswa yang sukses memiliki kemauan mencapai sukses (the will to succeed)

Bagi negara Indonesia, para mahasiswa harus bekerja lebih banyak dan berusah lebih tekun dalam studinya kalau ingin mengikuti pertumbuhan ilmu yang begitu cepat. Hanya dengan berusaha lebih serius dan bekerja lebih keras, mereka kelak dapat menjadi sarjana-sarjana yang bermutu dan dengan demikian nagara ini tidak ketinggalan semakin jauh dalam dunia keilmuan.

Para mahasiswa Indonesia tidak cukup hanya mencapai sukses saja selama studinya diperguruan tinggi, melainkan harus bersungguh-sungguh bertekad dan berikhtiar agar menjadi mahasiswa yang unggul. Seorang mahasiswa yang unggul ialah mahasiswa yang penuh semangat untuk maju dan penuh gairah untuk melakukan studi, yang menguasai segenap keterampilan yang baik untuk melakukan studi secara tangkas, dan setiap hari sungguh-sungguh melakukan studi dengan penuh perhatian untuk menimba ilmu pengetahuan ilmiah seluas-luasnya. Jadi, seorang mahasiswa yang unggul haruslah menunjukan tiga ciri pokok yang merupakan ciri keunggulan, yaitu dalam hal:

* Semangat : yakni hasrat studi yang sangat bergairah sehingga dapat melakukan konsentrasi penuh.
* Tindakan : yakni usaha yang nyata setiap hari untuk melakukan studi dengan perencanaan dan keteraturan sehinga pengetahuan ilmiah senantiasa bertambah luas dan mendalam.
* Keterampilan : yakni berbagai sitem , metode, dan teknik yang baik dalam usaha menuntuk ilmu secara tangkas.

Ketiga ciri penting mahasiswa yang unggul itu dapatlah kiranya secara singkat didapatkan menjadi sebuah asas, yakni budaya studi. Kebalikannya ialah budaya bermain-main. Setiap mahasiswa yang unggul mencerminkan dalam diri pribadinya dan memancarkan ke luar pada perilakunya yang nampak melalui budaya studi. Ia menampilkan semangat maju yang tinggi untuk menggali ilmu sebanyak-banyaknya dan melakukan perbuatan yang nyata untuk studi secara terencana dan teratur dengan berbagai keterampilan yang baik. Hal itu merupakan kebalikan dari seorang mahasiswa dengan budaya main-main yang keluyuran dikampus, mengobrol kesana-kesini omongan kosong, bermalas-malasan kurang selera studi, dan kalaupun ia melakukannya hanya asal belajar acak-acakan sehingga kemajuannya amat lambat dan prestasinya sangat kecil. Dengan singkat, budaya studi dimiliki oleh mahasiswa yang unggul, sedang kebalikannya budaya bermain-main dimiliki oleh mahasiswa yang keropos. Mahasiswa yang keropos sebaiknya segera meninggalkan perguruan tinggi dan bekerja saja dari pada membuang-buang waktu dan biaya yang akhirnya mengalami kegagalan studi.

Perguruan tinggi sering dianggap sebagai suatu persiapan untuk menghadapi kehidupan dimasa depan. Tetapi, sesunggunya perguruan tinggi bukanlah semata-mata suatu persiapan untuk hidup, melainkan juga kehidupan itu sendiri. Hal ini ditegaskan pula oleh dua ahli keterampilan studi James Deese dan Elin Deese yang penutup buku mereka menyatakan:

“College isn’t training for life; it is life.”

(Perguruan tinggi bukanlah latihan untuk kehidupan; ini adalah kehidupan)

Oleh karena perguruan tinggi adalah kehidupan itu sendiri maka studi diperguruan tinggi dan hidup dikampusnya hendaknya dihayati sebaik mungkin, diperjuangkan dengan penuh semangat, dan dijalani secara tekun sehingga kelak seorang mahasiswa dapat keluar dari kehidupan itu sebagai sarjana yang bermutu. Salah satu langkah untuk menjadi sarjana yang bermutu ialah berusaha memahami dan menguasai seluk-beluk studi beserta berbagai keterampilannya.

Sepenuhnya dikutip dari:

The Liang Gie. 1998. Cara belajar yang efisien. Yogyakarta: Pusat Belajar Ilmu berguna.


EmoticonEmoticon